Pemasangan keramik/ubin tergantung dari bentuk ruangan dan tata
letak lubang pintunya. Untuk mendapatkan pemasangan ubin yang baik harus
diperhatikan perencanaan secara menyeluruh untuk pasangan ubin semua
ruangan yang berkaitan. Dibuat demikian untuk mendapatkan kesan bahwa
setiap ruangan seolah-olah tidak berdiri sendiri. Dan biasanya perencanaan
pemasangan keramik atau ubin berpedoman pada pintu utama. Dan pada
rumah bertingkat maka pemasangannya selain berpedoman pintu utama juga
harus memperhatikan arah yang ke anak tangga, karena akan berkaitan dengan
pemasangan lantai atas.
Menggambar Konstruksi Dinding Bata
Batu bata merah disebut juga bata merah. Bata merah dibuat dari tanah liat
tanah lempung diaduk dan dicampur dengan air, sehingga menjadi suatu
campuran yang rata dan kental (pulen), dicetak, dikeringkan kemudian dibakar.
Di Indonesia mengenai ukuran bata merah belum ada ukuran yang pasti
(standar). Walaupun demikian ada persyaratan yang mutlak
Panjang bata = 2 x lebar bata + satu tebal lapisan perekat pertikal
Lebar bata = 2 x tebal bata + satu tebal lapisan perekat mendatar
Selain di atas ada yang menentukan ukuran bata dengan mengambil terlebih
dahulu ketentuan tebalnya bata.
a. Bata utuh
b. ¾ panjang bata
c. ½ panjang bata
d. ¼ panjang bata dengan lebar utuh
e. ½ lebar bata dengan panjang utuh
Batu bata disusun menggunakan adukan (spesi). Adukan ini terdiri dari
campuran agregat dengan perbandingan campuran isi (biasa dilakukan seharihari).
Adapun campuran yang digunakan tergantung kesediaan bahan campuran
yang ada di daerah masing-masing, maka dapat bervariasi yaitu antara lain:
a. 1 kapur : 1 semen merah: 2 pasir
b. 1 kapur : 3 tras
c. 1 Portland Cement (PC) : 4 pasir (5 pasir atau 6 pasir)
d. 1 Portland Cement (PC) : 1 tras : 3 pasir.
Pada penyusunan bata ini ada tiga istilah bentuk pemasangan adukan (spesi)
yaitu:
a. Arah vertikal disebut siar tegak (prepend).
b. Arah memanjang disebut siar bujur atau siar datar (bed joint).
c. Arah yang dipasang ke lebar bata disebut siar lintang.
Kamis, 10 November 2011
Menggambar Konstruksi Tangga Beton
Tangga pada masa lampau mempunyai kedudukan sangat penting
karena membawa pretise bagi penghuni bangunan tersebut.
Tangga harus memenuhi syarat-syarat antara lain:
- Dipasang pada daerah yang mudah dijangkau dan setiap orang
pasti memerlukan
- Mendapat penerangan yang cukup terutama siang hari
- Mudah dijalani
- Berbentuk sederhana dan layak dipakai
Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu
dengan lainnya pada suatu bangunan.
Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya
mempunyai kemiringan ± 40 º . dan jika mempunyai kemiringan
lebih dari 45 º pada waktu menjalani akan berbahaya terutama
dalam arah turun.
Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani, ukuran
Optrade (tegak) dan Aantrede (mendatar) harus sebanding.
Rumus Tangga
1 Aantrade + 2 Optrade = 57 s.d 60 cm
Pertimbangan
Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu
rata-rata 57 – 60 cm. Menurut penelitian pada saat mengangkat kaki
dalam arah vertikal untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali
lipat pada saat melangkah dalam arah horisontal.
Misal sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 3.50 m anak
tangga tegak (optrade) ditaksir 18 cm.
Jadi jumlah optrade = 350 : 18 = 18, 4 buah dibulatkan = 19 buah
sehingga optradenya menjadi = 350 : 19 = 18.4 cm. Ukuran ini
harus diteliti benar sampai ukuran dalam milimeter.
Menurut rumus tangga :
1 aantrade + 2 optrade = 57 – 60 cm
Lebar aantrade (57 a’ 60 ) – 2 x 18.4 = 20. 2 a’ 23.2 cm dalam ini
ukurannya boleh dibulatkan menjadi antara 20 dan 23 cm
Sebuah tangga yang memungkinkan:
- Dilalui 1 orang lebar ± 80 cm
- Dilalui 2 orang lebar ± 120 cm
- Dilalui 3 orang lebar ± 160 cm
Macam-macam bentuk tangga:
- Tangga Lurus, penginjaknya tegak lurus ibu tangga
- Tangga Serong, penginjaknya sama lebar tidak tegak lurus
ibu tangga
- Tangga Baling, Penginjaknya tak sama lebar tak tegak
lurus ibu tangga
- Tangga putar, anak tangga berputar mengikuti kolom
penguat
- Tangga perempatan
- Tangga dengan bordes.
karena membawa pretise bagi penghuni bangunan tersebut.
Tangga harus memenuhi syarat-syarat antara lain:
- Dipasang pada daerah yang mudah dijangkau dan setiap orang
pasti memerlukan
- Mendapat penerangan yang cukup terutama siang hari
- Mudah dijalani
- Berbentuk sederhana dan layak dipakai
Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu
dengan lainnya pada suatu bangunan.
Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya
mempunyai kemiringan ± 40 º . dan jika mempunyai kemiringan
lebih dari 45 º pada waktu menjalani akan berbahaya terutama
dalam arah turun.
Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani, ukuran
Optrade (tegak) dan Aantrede (mendatar) harus sebanding.
Rumus Tangga
1 Aantrade + 2 Optrade = 57 s.d 60 cm
Pertimbangan
Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu
rata-rata 57 – 60 cm. Menurut penelitian pada saat mengangkat kaki
dalam arah vertikal untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali
lipat pada saat melangkah dalam arah horisontal.
Misal sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 3.50 m anak
tangga tegak (optrade) ditaksir 18 cm.
Jadi jumlah optrade = 350 : 18 = 18, 4 buah dibulatkan = 19 buah
sehingga optradenya menjadi = 350 : 19 = 18.4 cm. Ukuran ini
harus diteliti benar sampai ukuran dalam milimeter.
Menurut rumus tangga :
1 aantrade + 2 optrade = 57 – 60 cm
Lebar aantrade (57 a’ 60 ) – 2 x 18.4 = 20. 2 a’ 23.2 cm dalam ini
ukurannya boleh dibulatkan menjadi antara 20 dan 23 cm
Sebuah tangga yang memungkinkan:
- Dilalui 1 orang lebar ± 80 cm
- Dilalui 2 orang lebar ± 120 cm
- Dilalui 3 orang lebar ± 160 cm
Macam-macam bentuk tangga:
- Tangga Lurus, penginjaknya tegak lurus ibu tangga
- Tangga Serong, penginjaknya sama lebar tidak tegak lurus
ibu tangga
- Tangga Baling, Penginjaknya tak sama lebar tak tegak
lurus ibu tangga
- Tangga putar, anak tangga berputar mengikuti kolom
penguat
- Tangga perempatan
- Tangga dengan bordes.
Langganan:
Postingan (Atom)